Kebahagiaan Penulis Buku

Di manakah letak kebahagiaan penulis buku? Apakah letaknya pada hasil penjualan buku yang memadai untuk kebutuhan hidup sekeluarga? Pada royalti? Pada ketenaran nama diri? Pada pujian dari pembaca?

Tentu saja, pujian dari pembaca (serta royalti dll.) merupakan hadiah berharga yang membuatku lebih bersemangat menangani buku-buku berikutnya. Kadang, hadiah itu tak terduga, dan “kejutan” yang menyenangkan itu tentu saja terasa “sangat” membahagiakan.

Ketakterdugaan itu terkadang muncul dari pujian pembaca bukuku yang tidak menyebutkan buku mana yang dia maksud. Contohnya, e-mail singkat dari seorang gadis 18 tahun:

setelah baca buku anda, banyak sekali manfaat yang saya rasakan. makasih atas ide-ide anda untuk mengembalikan semangat kita untuk menjalankan segala perintah-perintahNya.Dengan mambaca buku-buku anda saya jadi tersadar bahwa hal-hal yang saya anggap remeh dan tidak penting ternyata malah bisa mengantarkan kita pada gerbang kesuksesan. saya tunggu buku anda selanjutnya.

Wah, buku mana yang dia maksud? Jadi, penasaran deh. (Apakah rasa penasaran seperti ini mengurangi rasa bahagiaku?)

Bagaimanapun, kebahagiaan yang kurasakan selaku penulis buku adalah seperti ketika aku berbuka puasa. Saat puasa, beraktivitas memang agak terasa berat. (Begitu pula menulis buku berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.) Namun saat berbuka, apalagi berbuka berkali-kali dengan menu lezat-bergizi yang beragam, bukankah ini merupakan bagian dari kebahagiaan?

Satu pemikiran pada “Kebahagiaan Penulis Buku

  1. Kalau soal royalty sih, gak usah diharap terlalu banyak, cukup hanya sekedar sebagai penghargaan atas jerih payah menulis. Di negeri ini, penghargaan untuk penulis buku jauh dari rasa keadilan. Maka, kalau ada orang menulis buku dengan harapan bisa mendapat penghasilan dari royalty, bersiap-siaplah kecewa. Penghargaan dari masyarakat yang memberi apresiasi terhadap buku kita, jauh lebih nikmat rasanya. Kepuasan menulis buku adalah, kalau buku itu bisa memberi manfaat bagi orang lain. Bukan hanya buku, apa saja yang kita lakukan bisa bermanfaat bagi orang lain, itu membahagiakan. salam. http://www.husnun.wordpress.com

Tinggalkan komentar